Setelah diresmikan menjadi Jemaat pada tanggal 10 Mei 1959, GKJW Jemaat Luwung mengalami banyak perkembangan baik dalam bidang pelayanan maupun dalam bidang pembangunan.
Tahun
|
Perkembangan
|
|
1.
|
1929
|
Warga Jemaat
menerima hibah sebidang tanah seluas 700 m2 dari seorang warga
bernama Bpk. Suprapto
|
2.
|
1957
|
Pembangunan
gedung gereja sebagai rumah ibadah yang berukuran 8x5 m
|
3.
|
1960
|
Warga Jemaat
membeli sebidang pekarangan seluas 525 m2 yang difungsikan sebagai
makam Kristen
|
4.
|
1973
|
Pemugaran
gedung Gereja lama menjadi seluas 9x5 m
|
5.
|
1975
|
Pembangunan
tempat parkir sepeda ukuran 8x4 m yang berada di sebelah selatan gedung
Gereja
|
6.
|
1977
|
Pemugaran
Konsistori lama ( 2x7 m) menjadi ( 4x7 m)
|
7.
|
1981
|
Pembangunan
rumah Kepanditan seluas 8x6 m
|
8.
|
1986
|
Warga
Kristen di daerah Bureng (sekarang pepanthan) menginginkan ibadah mingguan
yang dilayani oleh Pendeta dan Majelis Jemaat GKJW Luwung.
|
9.
|
1990
|
Warga
Kristen di daerah Krian membeli sebidang tanah dan membangun rumah ibadah
disekitar tanah PJKA Krian ( jadi problema)
|
10.
|
1991-1992
|
Warga
pepanthan Bureng membeli sebidang tanah dan membangun rumah ibadah
|
11.
|
Tanggal
01 Des’ 1995
|
Renovasi
gedung Gereja yang dimotivatori oleh Pdt. Pinardi Eko Sudarmo, SmTh.
|
12.
|
2009
|
Penyerahan
rumah ibadah dari keluarga Bapak Siswoyo, BA kepada Gereja Induk GKJW Jemaat
Luwung
|
13.
|
2010
|
Warga
pepanthan Krian bergabung dengan ibadah di gereja induk
|
14.
|
2011
|
Pembangunan
ruang ibadah KPAR
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar